Black Friday, kini sudah menjadi fenomena belanja yang diakui di seluruh dunia, punya kisah asal yang berawal di jalan-jalan kota Philadelphia pada tahun 1950-an. Awalnya, Black Friday jauh dari kata ‘hari belanja’ seperti yang kita kenal saat ini. Pada hari pertandingan tahunan antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut milik Amerika Serikat, Philadelphia dipenuhi turis yang ingin menikmati pertandingan dan memanfaatkan penawaran belanja. Kepadatan kerumunan dan kemacetan yang terjadi membuat para petugas polisi lokal untuk menjuluki hari kacau tersebut sebagai “Black Friday.”
Julukan ini terus bertahan, dan seiring waktu, maknanya pun berkembang bagi dunia ritel. Meskipun awalnya “black” dikaitkan dengan keadaan kota yang kacau atau hal yang negatif, lama-kelamaan kata ini mengacu pada keuntungan finansial. Black Friday menjadi hari di mana toko-toko mulai “menghasilkan keuntungan” setelah sepanjang tahun terus berjualan dalam kondisi merugi. Kaitan Black Friday dengan keuntungan akhirnya mengubahnya menjadi hari belanja yang sangat penting bagi konsumen dan kesempatan penting bagi bisnis untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Ini Lah Mengapa Black Friday Menguntungkan Semua Pihak
Bahkan setelah puluhan tahun, Black Friday tetap menjadi acara belanja utama yang menguntungkan konsumen dan bisnis dengan berbagai cara.
1. Diskon Strategis yang Mendorong Pengeluaran Customer Lebih Besar
Pedagang eceran sering menawarkan diskon besar pada beberapa produk yang berfungsi sebagai “pemikat.” Meskipun toko mungkin rugi pada produk-produk tersebut, strategi ini secara efektif meningkatkan rata-rata transaksi. Diskon yang menarik ini menarik pelanggan untuk datang dan melakukan pembelian tambahan, yang seringkali dengan harga penuh. Strategi harga ini menguntungkan bisnis dengan mendorong pengeluaran secara keseluruhan.
2. Keuntungan Bisnis Melalui Jumlah dan Pelanggan Baru
Meskipun tampaknya rugi pada beberapa item, jumlah penjualan tinggi di Black Friday lebih dari cukup untuk menutupi kerugian. Dengan banyaknya pembeli yang berbondong-bondong ke toko atau situs web demi penawaran diskon, bisnis dapat memperluas basis pelanggan mereka, menghabiskan stok lama, dan membuka ruang untuk persediaan baru yang dapat mengurangi biaya penyimpanan. Black Friday juga berfungsi sebagai momen pemasaran yang sangat penting, di mana perusahaan menggunakan acara ini untuk menciptakan atmosfir kegembiraan dan memperkuat kehadiran brand mereka.
3. Penawaran dengan Waktu Terbatas yang Menyentuh Sisi Psikologis Konsumen
Penawaran yang terbatas pada Black Friday menciptakan rasa urgensi untuk membeli yang kuat. Konsumen sering kali menganggap diskon ini sebagai kesempatan langka, yang meningkatkan keinginan untuk membeli dan membuat keberhasilan pembelian terasa seperti kemenangan pribadi. Waktu pelaksanaannya yang dekat dengan musim liburan juga menambah daya tarik — pembeli sedang mencari hadiah, dan menemukan penawaran bagus terasa seperti kemenangan ganda bagi mereka.
Efek Black Friday Saat Ini
Meskipun awalnya berasal dari sejarah ritel dari Amerika, Black Friday kini telah tersebar secara global, dirayakan oleh konsumen dan pedangang eceran di berbagai negara di dunia. Daya tariknya yang bertahan lama terletak pada keseimbangan antara psikologi konsumen, penetapan harga strategis, dan sensasi penawaran terbatas. Selama bisnis terus berinovasi di sekitar cara ini, Black Friday kemungkinan akan tetap menjadi agenda utama dalam kalender belanja selama bertahun-tahun ke depan.
Jadi, jika lain kali kamu mendapatkan penawaran menarik di Black Friday, ingatlah sejarah dan strategi selama puluhan tahun yang membuat hari belanja ini begitu berkesan.
Apakah kamu sudah excited menunggu Black Friday?