Mengatasi Burnout & Meningkatkan Kesehatan Mental ᐉ JayJay
SEMUA KURSUS
BLOG

Menghadapi Burnout? Tips Meningkatkan Kesehatan Mental di Tahun 2023

Sering merasa kewalahan dan kelelahan? Kamu tidak sendirian di dunia kreatif yang terus berubah pada tahun 2023 ini. Mari kita jelajahi beberapa saran praktis untuk membantu kamu mendapatkan keseimbangan dan menemukan pandangan yang lebih cerah kembali. 

Tahun ini, 2023, menjadi tahun yang sulit bagi banyak dari kita. Dampak penurunan ekonomi global dan masalah biaya hidup yang terus berlanjut ditambah sulitnya untuk menemukan pekerjaan atau menjaga pekerjaan tetap kita. Selain itu, lanskap digital terus berkembang, dengan platform sosial baru bermunculan setiap saat. Hal ini menambah tekanan ekstra pada kita untuk tetap relevan dan sukses.

Sebagai hasilnya, banyak orang kreatif menghadapi burnout, yang berarti merasa sangat stres dan membutuhkan dukungan. Baru-baru ini, kami melakukan survei terhadap para kreatif mengenai seberapa optimis mereka, dan lebih dari setengahnya (67%) tidak merasa baik tentang masa depan. Dan Itu hanya sedikit orang yang berani meminta bantuan tentang apa yang mereka rasakan. 

Dalam artikel ini, kami akan berbagi beberapa tips yang telah berhasil bagi kami dalam meningkatkan kesejahteraan mental dan menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam perjalanan kreatif kamu.

Apa itu burnout?

Pertama, mari klarifikasi definisi kita tentang “burned out.” Beberapa orang mengartikanya hanya dengan kata “kelelahan,” tetapi sebenarnya lebih dari itu. Kelelahan setelah maraton, misalnya, bisa menjadi pengalaman yang memuaskan. Sebaliknya, burnout sepenuhnya negatif, muncul dari stres berkepanjangan dan kelebihan kerja. Ini dapat memengaruhi siapa pun, terutama dalam bidang yang tinggi tekanannya seperti industri kreatif. 

Gejala burnout bervariasi tetapi sering melibatkan kelelahan, perasaan putus asa, sikap sinis, penurunan kinerja, kesulitan berkonsentrasi, irritabilitas, serta kehilangan motivasi dan kepuasan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Ini dapat memengaruhi tidak hanya karier tetapi juga kesehatan fisik, hubungan, dan kesejahteraan secara keseluruhan. 

Jika ini terasa relevan bagi kamu, teruslah membaca untuk tips mengatasi burnout dan menemukan kehidupan yang lebih bahagia dan seimbang.

1. Terhubung dengan alam

Jika kamu merasa kewalahan, pertimbangkan untuk sejenak melarikan diri ke alam. Menghabiskan waktu di luar ruangan jauh dari layar dan gangguan dapat sangat menguntungkan kesejahteraan mental kamu. Bahkan di kota yang ramai, kamu bisa menemukan taman dan hutan untuk terhubung kembali dengan alam. Berjalan-jalan di alam menawarkan perspektif segar, menenagkan jiwa, dan membantumu menemukan inspirasi kreatif.

Seperti yang dikatakan oleh Alice Walker, “Di alam, ketidaksempurnaan adalah keindahan.” Selain itu, manfaat fisik dari olahraga dan udara segar memberi kesegaran pada otak, sistem pernapasan, sistem kekebalan, dan suasana hati.

Jika pergi ke luar tidak mungkin dilakukan, kamu dapat mencapai pembaruan serupa melalui meditasi, yoga, pilates, atau teknik relaksasi, semua tanpa meninggalkan rumah.

2. Hindari social media sejenak

Saat kamu membaca ini, mungkin kamu berpikir, “Ide yang bagus! Saya seharusnya pergi berjalan… setelah saya mendaftar untuk hal terbaru minggu ini.” Tetapi kami mendorong kamu untuk berhenti sejenak! Benang dan tren itu akan tetap ada besok, minggu depan, bahkan bulan depan. Sebaliknya, kamu seharusnya memprioritaskan dirimu sendiri.

Keuntungan menghabiskan waktu di alam kehilangan nilainya ketika kamu terus-menerus terpaku pada ponselmu. Penting untuk menemukan cara untuk terputus dari dunia digital saat kamu sedang relaxing diri. Baik itu dengan mematikan notifikasi, mematikan ponsel sepenuhnya, atau, percayalah atau tidak, meninggalkannya, itu adalah langkah yang sepadan diambil.

Hal ini juga berlaku untuk liburanmu. Di masa sebelum internet, mudah untuk memutuskan hubungan dengan pekerjaan begitu liburanmu dimulai. Namun, di dunia saat ini, ponsel pintar dapat bertransformasi menjadi kantor mini jika kamu membiarkannya. Pastikan bahwa tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan pada saat liburanmu dimulai. 

Misalnya, jika kamu perlu menjaga keberadaan online saat pergi, pertimbangkan untuk menggunakan alat otomatisasi untuk menjadwalkan kiriman di masa depan. Dengan cara ini, kamu dapat menjaga agar akun media sosial tetap aktif tanpa tuntutan konstan untuk keterlibatan waktu nyata. Pastikan untuk membaca artikel kami tentang “Maksimalkan Media Sosial untuk Optimalisasi Brandmu”.

3. Peluklah hubungan di dunia nyata

Bentuk kebiasaan untuk mengambil istirahat sejenak dari dunia digital dan refleksikan penggunaan media sosialmu secara keseluruhan. Mengelola beberapa jaringan sosial secara terus-menerus dapat merugikan diri kita. Obsesi terhadap jumlah pengikut dan interaksi dapat menyebabkan stres.

Pada tahun 2023, relevansi media sosial untuk peluang karir di bidang kreatif semakin menurun. Interaksi tatap muka memiliki kekuatan lebih besar dan lebih bermanfaat baik untuk karier maupun kesejahteraan mentalmu. Interaksi online dapat kurang menyenangkan karena anonimitas. Terlibat dengan orang secara langsung melalui acara industri, pertemuan kopi, atau panggilan telepon adalah cara terbaik untuk membangun hubungan yang bermakna dan meningkatkan rasa harga diri dibandingkan dengan mengandalkan pesan langsung dan email.

4. Establish clear boundaries

Burnout cenderung menyusup saat batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mulai hilang. Ini bisa muncul sebagai jam kerja yang panjang dan mengasingkan secara sosial atau ketidakmampuan untuk sepenuhnya terputus dari pekerjaan, seperti mengecek email saat bersantai di sofa atau di tempat tidur. Biasanya, ini campuran dari keduanya. Jadi, jika kamu menemukan dirimu melamun tentang pekerjaan, bangun untuk menangani email di tengah malam, atau segera meraih ponsel pekerjaan saat bangun, itu tanda jelas bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan kamu telah menyimpang jauh dari jalur yang benar.

Solusinya? Semuanya tentang menetapkan batasan yang tegas. Begitu kamu meninggalkan ruang kerjamu pada akhir hari, berkomitmenlah untuk mengalihkan pikiranmu dari pekerjaan. Tinggalkan podcast, berita, dan konten stres apa pun yang terkait dengan pekerjaan. Matikan notifikasi email dan, jika perlu, matikan ponselmu. Sebaliknya, ambil novel atau jelajahi hobi yang tidak terkait dengan profesi kamu. Bersenang-senanglah. Ada banyak cara menyenangkan untuk menghabiskan waktu kamu, jadi jangan biarkan pekerjaan merasuki hidupmu.

“Dan selalu ingatlah, meluangkan waktu untuk dirimu sendiri dan menikmati hidup sama pentingnya dengan mengejar usaha kreatifmu. Kita sering lupa hal ini dan mengukur nilai diri berdasarkan jabatan pekerjaan dan tingkat produktivitas. Tetapi seperti pepatah lama, tidak ada yang berbaring di atas ranjang kematiannya mengenang pekerjaan dan berharap mereka telah menghabiskan lebih banyak waktu di kantor.”

5. Pertimbangkan cognitive behavioral therapy (terapi perilaku kognitif)

Jika sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan, itu bisa menunjukkan masalah lebih dalam di mana pekerjaan menjadi semacam kruk, mirip dengan bagaimana individu yang berjuang dengan kecanduan seperti alkohol, obat-obatan, atau perjudian bersandar pada kebiasaan buruk mereka. Dalam kasus-kasus seperti itu, terapi perilaku kognitif (CBT) muncul sebagai alat yang kuat untuk mengelola pikiran dan emosi yang meresahkan ini.

Menyelami CBT memerlukan diskusi komprehensif tersendiri. Secara singkat, CBT beroperasi dengan dasar bahwa pikiran, emosi, dan tindakan kita saling terkait, saling memengaruhi. Tujuan CBT adalah mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak membantu atau terdistorsi, menggantinya dengan pemikiran yang lebih rasional dan dapat beradaptasi.

Dalam istilah yang lebih sederhana, CBT membantu mengenali bahwa pikiran dalam pikiranmu sering tidak sejalan dengan kenyataan dan bahwa percakapan negatif pada diri sendiri dapat merugikan kesejahteraan mentalmu. Ini memberdayakanmu untuk menghadapi dan menentang pikiran negatif ini dengan afirmasi positif. Terapis terampil dapat memberikan panduan dan dukungan berharga dalam menjalani CBT untuk meningkatkan hidup dan perspektifmu.


6. Membaca buku

Selain konseling profesional, terdapat sejumlah buku yang dapat memberikan dukungan dan arahan dalam pencarianmu untuk keseimbangan hidup kerja yang lebih sehat dan peningkatan kesejahteraan mental. Berikut beberapa rekomendasi:

  • Daring Greatly: How the Courage to Be Vulnerable Transforms the Way We Live, Love, Parent, and Lead” oleh Brené Brown: Buku ini menjelajahi kekuatan kerentanan dan bagaimana merangkulnya dapat membawa pada kehidupan yang lebih memuaskan. Penelitian Brown menunjukkan bahwa kerentanan bukan tentang kelemahan, melainkan tentang keberanian dan otentisitas.
  • The Happiness Trap: How to Stop Struggling and Start Living” oleh Russ Harris: Buku ini berdasarkan terapi penerimaan dan komitmen (ACT), jenis terapi yang mengajarkan orang untuk menerima pikiran dan perasaan mereka tanpa penilaian dan berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai mereka.
  • Mind Over Mood: Change How You Feel by Changing the Way You Think” oleh Dennis Greenberger dan Christine A. Padesky: Buku ini memberikan panduan langkah demi langkah untuk terapi perilaku kognitif (CBT), jenis terapi yang berfokus pada mengubah cara orang berpikir dan berperilaku untuk meningkatkan mood mereka.
  • The Body Keeps the Score: Brain, Mind, and Body in the Healing of Trauma” oleh Bessel van der Kolk: Buku ini menjelajahi dampak trauma pada pikiran dan tubuh, serta memberikan strategi penyembuhan. Ini adalah buku yang kuat dan menyentuh yang dapat membantu siapa pun yang mengalami trauma, baik fisik, emosional, atau seksual.
  • Feeling Good: The New Mood Therapy” oleh David D. Burns: Buku ini adalah klasik dalam bidang bantuan diri, dan memberikan panduan praktis untuk terapi perilaku kognitif (CBT). Burns mengajarkan pembaca cara mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif, serta mengembangkan cara berpikir yang lebih positif dan realistis.

Ingatlah, yang paling penting adalah memprioritaskan kesehatan mentalmu. Ketika kamu menjaga hal ini dengan benar, aspek-aspek lain dalam hidupmu akan mengikuti alur dengan sendirinya. Jika kamu merasa kewalahan atau kelelahan, luangkan waktu untuk mengisi ulang energi dan cari bantuan profesional jika diperlukan. Dengan kesabaran, kasih sayang pada diri sendiri, dan sumber daya yang tepat, kamu bisa mencapai kesejahteraan mental yang lebih besar dan berkembang di semua aspek hidupmu.

SHARE ON: