Banyak orang yang ingin beralih ke bidang TI/digital. Namun, ada banyak hambatan dan pertanyaan yang membuat mereka ragu untuk memulainya, seperti bagaimana memutuskan untuk beralih, bagaimana memilih arah yang benar, dan bagaimana menyesuaikan pengalaman sebelumnya dengan persyaratan baru? Jika kamu termasuk salah satunya, maka kamu wajib membaca artikel yang berisi interview kami bersama Rendhy Ardya Pradhita yang merupakan Head of People di Flip berikut ini.
Kami ingin membantu orang-orang ini dan memberikan beberapa tips untuk membantu mereka berhasil beralih ke industri TI.
1. Ada banyak jalur karir di bidang TI. Apa saran terbaik Anda kepada switcher tentang cara memilih jalur yang benar? Apakah masuk akal untuk fokus tidak hanya pada hard skill tetapi juga pada soft skill?
Hal pertama yang wajib kita perhatikan ketika ingin berganti karir, pastikan bahwa kita memiliki minat dan kecintaan di bidang itu. Bahwa kita berganti karir bukan karena orang lain melakukannya dan kita hanya ingin mengikuti mereka, tetapi karena kita ingin mencapai passion kita.
Untuk mencari tau di mana passion kita, kita bisa melihat bagaimana kenikmatan dan kesenangan yang kita rasakan saat mengerjakan tugas di bidang tersebut. Kita juga bisa mengevaluasi diri kita sendiri; apakah kita memiliki kekuatan (dan kelemahan) yang relevan yang akan membantu (atau menghalangi) kita ketika melakukan bidang itu? Jadi kita perlu menggali diri kita sendiri untuk menemukan jawaban tentang bagaimana memilih jalur karir yang benar. Jika kita belum memiliki jawabannya saat ini, kita juga bisa mendapatkan beberapa saran dan diskusi dari mereka yang sudah berada di bidang itu.
Hard skill memang penting, tetapi hard skill saja tidak cukup karena tantangan di tempat kerja juga mencakup soft skill. Keduanya biasanya berkorelasi saat menyelesaikan tugas sehari-hari.
2. Banyak pengalih karier tidak benar-benar mengerti bagaimana memilih perusahaan dan ke mana harus melamar. Apa yang harus mereka perhatikan?
Untuk melamar di perusahaan yang kita tuju, cara terbaik adalah dengan mencari posisi yang tersedia di perusahaan tersebut dengan mengunjungi halaman karir mereka. Halaman karir adalah situs web tempat perusahaan memposting semua posisi yang tersedia sehingga kandidat dapat melamar langsung di halaman karier tersebut.
Setiap perusahaan mungkin memiliki situs halaman karier yang berbeda. Jadi untuk menemukannya kita cukup mencari di browser mesin pencari dengan kata kunci “[nama perusahaan] karier”. Misalnya, “Flip career”, “Bukalapak career”, dll.
Sebagai switcher, kita perlu memperhatikan persyaratan yang dibutuhkan untuk setiap posisi. Adalah normal bahwa beberapa perusahaan mungkin memasang posisi pembukaan untuk jabatan/job title yang sama, tetapi persyaratannya bisa berbeda.
Perbedaannya bisa di tingkat senioritas, pengalaman dan masa kerja, hard skill khusus yang dibutuhkan, dll. Jadi kita perlu membaca dengan seksama persyaratan untuk setiap lowongan pekerjaan.
3. Perusahaan TI di Indonesia siap untuk mempekerjakan junior, membesarkan mereka, dan berinvestasi di dalamnya untuk menjadikan mereka profesional berketerampilan tinggi? Apakah itu tergantung pada ukuran perusahaan (misalnya, apakah ada tren bahwa teknologi besar lebih sering mempekerjakan junior)?
Ya, tetapi tidak di setiap perusahaan TI. Hal ini tergantung pada tantangan bisnis dan kebutuhan organisasi dari perusahaan itu sendiri.
Jika ya, biasanya dapat dibentuk dengan 2 cara utama:
1. Mereka memiliki “Program Pengembangan” untuk junior/fresh graduate/switcher
Ini adalah program mereka untuk mempekerjakan sekelompok talenta junior bersama-sama dan memberi mereka beberapa pelatihan internal yang terkait dengan bidang tertentu di industri TI. Namanya bisa bermacam-macam, seperti “Product Management Development Program”, “Data Scientist Development Program”, dll.
2. Mereka memiliki posisi pembukaan tetapi untuk junior/entry level.
Biasanya disebutkan di job title itu sendiri, seperti “Junior Software Engineer, Junior Digital Marketing”, dll. Selengkapnya bisa kita baca di job requirement, akan ada pernyataan seperti “fresh graduate are welcome to apply” atau “Pengalaman kerja maksimal 2 tahun”.
4. Apakah ada tips umum untuk menulis CV untuk pekerjaan TI? Mungkin, ada beberapa «standar bisnis”.
Ya, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menulis CV terutama di industri TI. Mari kita mulai dengan yang tidak boleh dilakukan terlebih dahulu:
Jangan
- Menggunakan foto yang tidak profesional, seperti foto fancy yang diambil dari Instagram tetapi tidak relevan dengan dunia profesional
- Alamat email tidak profesional; yang tidak mencantumkan nama Anda di alamat email (contoh: doraemonlovers@abc.com , guitarplayer@abc.com , dll)
- Desainnya rumit dan sulit dibaca. Juga memiliki terlalu banyak halaman
- Masukkan pengalaman atau keterampilan yang tidak relevan, yang tidak sesuai dengan persyaratan pekerjaan
- Menuliskan kata-kata motivasi
- Menggunakan format word/jpg
Sedangkan yang harus dilakukan adalah:
Lakukan:
- Menggunakan foto yang rapi dan berpenampilan profesional
- Cantumkan alamat email yang layak (memiliki bagian dari nama Anda di alamat email), beserta nomor telepon
- Desain sederhana dan mudah dibaca. 1—2 halaman sudah cukup
- Masukkan hanya pengalaman dan keterampilan yang relevan yang sesuai dengan persyaratan pekerjaan. Juga sertifikasi/penghargaan eksternal, jika ada
- Tulis ringkasan singkat tentang diri Anda dalam 2—3 kalimat
- Menggunakan format pdf
5. Bagaimana seorang switcher dapat menyesuaikan pengalaman mereka dengan persyaratan posisi pekerjaan di bidang TI?
Meskipun hard skill selalu dibutuhkan, tetapi soft skill-lah yang akan membawa kita ke langkah selanjutnya, terutama untuk beradaptasi dalam organisasi dan untuk meningkatkan karier kita ke level selanjutnya. Jadi meskipun hard skill kita masih di tingkat pemula karena kita baru saja berganti karir, kita dapat menyoroti pengalaman soft skill terutama tentang project-project kita pada masa lalu yang mungkin memerlukan kolaborasi yang kompleks dengan orang lain, bagaimana kita memecahkan masalah yang sulit, bagaimana kitai terlibat dalam proyek dan diskusi, cara kita menghadapi situasi sulit, dan sebagainya.
6. Apa yang diperhatikan perekrut saat merekrut switcher?
- Alasan/tujuan berganti karir. Jika berasal dari faktor internal (passion, tujuan hidup, dll) itu akan menjadi nilai plus karena perekrut berasumsi bahwa switcher sudah menemukan tujuan hidup mereka dan mereka tahu apa yang harus dilakukan dalam hidup mereka. Namun, jika itu berasal dari faktor eksternal seperti sekedar mengikuti tren industri TI, atau karena mengikuti teman mereka yang lebih dulu melakukannya, dll; itu akan menjadi titik minus karena mereka masih belum dapat menemukan tujuan hidup mereka, dan hanya bisa mengikuti orang lain saja.
- Kecocokan profil. Ada beberapa persyaratan dalam industri TI yang akan lebih efektif jika diisi oleh orang-orang dengan profil tertentu. Sekedar contoh: seorang digital marketer harus memiliki minat untuk mengikuti tren media sosial, memahami apa yang sedang viral, suka membuat konten, dll. Atau, seorang data scientist adalah orang yang menyukai data dan analitik, memiliki perhatian terhadap detail , dan mampu bekerja sendiri untuk mengolah data, dll
- Hard skill. Namun, karena seorang switcher mungkin baru beralihk ke di bidang tersebut, pengetahuan dasar untuk hard skill di area tersebut sebenarnya sudah cukup. Dapat dilengkapi juga dengan pemahaman tentang bisnis yang mereka geluti, pengetahuan umum tentang bidang itu, pengalaman dan pemahaman dalam menggunakan beberapa alat, dan sebagainya.
7. Bagaimana switcher bisa «menjual» diri mereka sendiri? Perusahaan IT membutuhkan «darah segar», para pengalih mendaftar di kursus, tetapi kemudian mereka mendengar sesuatu seperti «Kami membutuhkan orang-orang dengan pengalaman». Mari kita bayangkan bahwa seorang switcher telah menyelesaikan kursus online dan mendapatkan proyek kursus dalam portofolio. Apa yang akan Anda rekomendasikan untuk dilakukan dalam kondisi seperti ini?
Sejalan dengan pertanyaan (6) sebelumnya, perekrut akan memperhatikan minat, kecocokan profil, dan hard skill. Jadi itulah 3 poin terbesar yang harus dijual oleh switcher kepada perekrut. Oleh karena itu, switcher dapat memberi tahu perekrut tentang minat dan tujuan hidup mereka yang mungkin dapat dicapai dengan memasuki bidang ini di industri TI; bagaimana profil, kepribadian, kekuatan, kelemahan, dll akan cocok dan cocok dengan persyaratan pekerjaan; juga hard skill, knowledge, portfolio, dan pengalaman yang dimiliki switcher di bidang tersebut.
Jika industri TI atau perekrut membutuhkan orang dengan pengalaman, kita dapat melihat kembali ke persyaratan pekerjaannya. Jika pengalaman yang dibutuhkan adalah khusus dalam hard skill tertentu dengan pengalaman bertahun-tahun yang tidak dapat kita penuhi (misal: membutuhkan digital marketer dengan pengalaman> 5 tahun), berarti pekerjaan itu memang bukan untuk kita dan kita perlu mencari posisi lain yang lebih junior. Jika pengalaman yang dibutuhkan lebih umum atau berfokus pada soft skill (yaitu pengalaman dalam mengelola project, pengalaman melakukan kolaborasi yang kompleks, dll), maka kita dapat menceritakanpengalaman kerja kita di masa lalu yang mungkin relevan dengan persyaratan pekerjaan tersebut.
8. Bagaimana mempersiapkan wawancara kerja pertama di perusahaan IT? Apa yang paling penting?
- Memahami perusahaan itu sendiri. Kita harus melakukan riset tentang perusahaan, produk mereka, manajemen mereka, sejarah singkat mereka, kantor mereka, dan sebagainya. Juga jika kita tahu siapa pewawancaranya, kita juga bisa melakukan riset tentang dia sehingga kita tahu siapa mereka dan mempersiapkan diri lebih baik
- Menyiapkan diri. Siapkan CV, portfolio, & dokumen terkait lainnya. Persiapkan juga hal-hal teknis seperti bagaimana kita berpakaian, datang tepat waktu, memastikan jaringan dan suara bagus jika kita online, dll. Beberapa hal mendasar akan ditanyakan berdasarkan informasi yang tersedia di CV/portofolio kami, jadi kita perlu memahami setiap detail dalam dokumen kita dengan cermat untuk menjawab pertanyaan wawancara secara efektif. Akan ada pertanyaan yang diajukan bukan berdasarkan dokumen, biasanya berupa studi kasus, pengalaman pribadi, atau situasi “seandainya / bagaimana jika”. Kita dapat memberikan jawaban yang jujur untuk pertanyaan semacam itu.
- Jujur dan percaya diri. Jadilah diri kita sendiri selama wawancara. Tidak perlu berbohong tentang apa pun, cukup ceritakan semua yang ditanyakan dengan sopan dan percaya diri. Karena pada akhirnya yang akan direkrut bukanlah yang paling baik atau paling pintar, melainkan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
9. Apa yang bisa membuat perekrut/SDM selama perekrutan tidak mempekerjakan seseorang (terutama saat wawancara)?
1. Jika kandidat tidak memiliki minat dan kecintaan di bidang yang mereka lamar.
Rekrutmen dapat melihat apakah kandidat bersemangat dan berminat untuk melamar posisi tersebut, atau apakah mereka hanya sekedar coba-coba / melamar secara acak di mana saja agar mereka mendapatkan pekerjaan. Jika kandidat menunjukkan minat yang kurang pada posisi tersebut, atau jika posisi tersebut tidak memiliki relevansi dengan tujuan hidup mereka, kemungkinan besar perekrut tidak akan mempekerjakan mereka.
2. Jika profil kandidat tidak sesuai dengan persyaratan pekerjaan.
Contoh: kecil kemungkinannya untuk mempekerjakan digital marketer yang tidak memainkan media sosial apa pun; atau merekrut seorang data scientist tetapi tidak memiliki perhatian kepada detail; atau untuk mempekerjakan tenaga penjual yang kurang nyaman berkomunikasi. Jadi minat saja tidak cukup, harus didukung juga dengan profil dan karakteristik kita sendiri.
3. Jika hard skill yang dikuasain tidak memenuhi persyaratan dasar.
Seperti yang kita pahami bahwa hard skill mungkin sangat spesifik dan berbeda di beberapa perusahaan, ada hard skill yang “wajibs dimiliki” sebagai persyaratan dasar untuk posisi itu. Misalnya jika perusahaan membutuhkan persyaratan pekerjaan berupa memiliki pengalaman dalam mengelola alat tertentu, tetapi kandidat tidak memiliki pengalaman dalam menggunakan alat tersebut (atau alat serupa lainnya), kemungkinan lolosnya akan sangat kecil .
10. Apa yang dapat Anda sarankan untuk memperkirakan nilai pasar tenaga kerja dan menentukan ekspektasi gaji? Banyak karyawan berpikir dengan cara “Jika saya mengatakan tingkat gaji yang terlalu tinggi, saya akan mendapatkan penolakan, tetapi jika saya mengatakan terlalu rendah, saya dapat menjual diri saya dengan sangat murah”.
Sebagai orang HR yang mengelola penggajian, remunerasi, kompensasi dan tunjangan di banyak perusahaan; pada akhirnya saya dapat mengatakan bahwa tidak ada satu standar gaji k untuk semuanya. Karena kemampuan memberikan gaji sangat bergantung pada kemampuan finansial dan ukuran bisnis perusahaan itu sendiri. Itu sebabnya kita akan menemukan gaji yang ditawarkan untuk posisi yang sama di perusahaan yang berbeda, bisa sangat bervariasi.
Namun untuk memperkirakan gaji yang wajar selama proses perekrutan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh switcher:
- Lakukan riset tentang gaji di posisi tersebut.
Kita bisa bertanya kepada rekan-rekan kita yang sudah ada di bidang itu (bukan angka spesifiknya, tapi kisarannya saja), mencari informasi di internet, mengunjungi beberapa website yang menyebutkan kisaran gaji, membaca hasil survei gaji, dan lain-lain.
- Berikan ekspektasi kita berdasarkan tanggung jawab dari posisi yang kami lamar.
Kita dapat menggunakan gaji kami saat ini sebagai dasar; tetapi jika kita mengalihkan karier kita terutama ke jalur karier baru, sebaiknya bersiap-siap akan ada penurunan pangkat karena kita akan memulai jalur karir baru dari awal.
- Pada akhirnya, gaji yang ditawarkan akan disesuaikan dengan anggaran perusahaan.
Jadi setelah menyampaikan ekspektasi gaji kita, kita dapat mengakhiri pernyataan kami dengan mengatakan hal-hal seperti «… pada akhirnya saya mengerti bahwa perusahaan mungkin telah menyiapkan anggaran tertentu untuk posisi ini, jadi saya terbuka untuk bernegosiasi supaya dapat menyesuaikan dengan memenuhi anggaran itu». Ini akan menjadi nilai tambah karena perekrut nantinya akan menawarkan kita berdasarkan anggaran perusahaan. Tapi setelah kita diberikan penawaran gaji oleh mereka, pada akhirnya kembali pada kita sendiri apakah kita mau menerimanya atau tidak.
Kesimpulannya
Dari interview ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat beralih pekerjaan ke dunia TI, dibutuhkan:
- Memiliki minat dan kecintaan di bidang yang ingin dituju
- Mengunjungi halaman karir perusahaan yang dituju dan perhatikan syarat yang dibutuhkan untuk posisi yang kamu mau
- Jika menyasar posisi junior, perhatikan job requirement pada lowongan yang tertera. Karena tidak semua perusahaan membuka posisi junior untuk beberapa bidang di TI
- Pastikan lamaran yang kamu kirimkan sudah profesional berdasarkan standar perusahaan TI, seperti: Menggunakan foto yang rapi dan profesional, menyantumkan alamat email yang profesional, Hanya memasukkan pengalaman dan keterampilan yang relevan, menulis ringkasan singkat tentang dirimu dalam 2—3 kalimat, buat CV dalam format pdf
- Jangan berkecil hati jika hard skill dan pengalaman yang dimiliki masih sedikit. Perkuat soft skill karena ia juga akan memengaruhi proses rekrutmen.
- Pastikan kamu memiliki alasan kuat berganti karir, passion & minat pada bidang yang dilamar dan juga sudah mempelajari perusahaan TI yang dituju.
- Sebelum interview, pastikan kamu sudah melakukan riset terhadap perusahaan yang dituju, mempersiapkan CV/Portofolio dan dokumen terkait lainnya sesuai bidang yang dilamar, dan latihan agar menjadi lebih percaya diri.
- Perusahaan dapat menolak lamaranmu jika kamu dinilai tidak memiliki passion terhadap bidang yang dilamar, serta memiliki profil dan skill yang kurang cocok dengan posisi yang dilamar
- Gaji yang diberikan setiap perusahaan untuk posisi yang serupa tidak selalu sama. semua tergantung dari kemampuan finansial dan ukuran bisnis perusahaan.
Semoga interview di atas dapat membantumu yang berniat untuk beralih pekerjaan ke bidang TI.
Jika kamu sedang ingin mempelajari skill baru, cek daftar course kami dan pilih yang sesuai dengan minatmu!