Apakah kamu ingin berkarir menjadi seorang UX Researcher?
Tahukah kamu! Siapa saja dapat menjadi seorang UX Researcher. Kamu dapat mempersiapkan diri dengan belajar lewat kursus, training, pelatihan, atau secara formal melalui sekolah IT. Umumnya orang yang berprofesi sebagai UX Researcher memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi atau ilmu sosial (social science).
UX Researcher dapat bekerja dan memanfaatkan keahliannya di perusahaan-perusahaan teknologi atau startup. Saat ini kebutuhan SDM UX Researcher semakin tinggi karena munculnya kesadaran perusahaan untuk meningkatkan user experience produk digitalnya. Perusahaan akan sulit memahami kebutuhan pengguna, jika tanpa melakukan riset.
Jika kamu tertarik untuk berkarier sebagai UX Researcher, kamu dapat mempersiapkannya dari sekarang. Persiapan itu bisa kamu mulai, dengan menjawab 7 pertanyaan wawancara di bawah ini. Pertanyaan-pertanyaan ini kami rangkum dari berbagai sumber tepercaya. Kamu juga dapat membaca tentang UX Research di sini.
1. Bagaimana Sikap Kamu terhadap Pandangan Orang yang Skeptis tentang Manfaat dari UX Research?
Pertanyaan ini muncul untuk mengetahui seberapa dalam kamu memahami peran penting UX Research dalam desain produk. Lalu, pertanyaan ini akan mengetahui apakah kamu dapat menunjukkan passion-mu dalam bidang UX Research atau tidak. Sebagai UX Researcher, tentu kamu harus dapat menjelaskan dengan baik betapa pentingnya UX Research.
Kamu dapat menjawab pertanyaan ini dengan menjelaskan
- masalah-masalah yang target user alami;
- harapan target user terhadap sebuah produk digital;
- produk yang memberikan solusi bagi target user dan produk yang tidak memberikan solusi;
- solusi tersebut dapat terlihat melalui riset;
- riset akan memberikan data mengenai target user.
Biasanya, sikap skeptis juga muncul dari bujet yang harus perusahaan keluarkan untuk kepentingan penelitian. Kamu perlu menegaskan, bahwa bujet ini sebanding dengan hasil yang akan tim atau perusahaan dapat dari proses penelitian. Bujet ini akan lebih kecil daripada bujet yang harus keluar ketika mendesain produk. Ingat, ya! Produk yang gagal akan lebih merugikan.
2. Bagaimana Cara Kamu Menyampaikan Hasil Penelitian ke Stakeholders?
Pewawancara sering mengajukan pertanyaan ini untuk memahami bagaimana cara kamu bekerja sama dengan stakeholder lainnya. Ingat, ya! Sebagai seorang UX Researcher, kamu bekerja dalam tim. Artinya, kamu harus dapat berkomunikasi, bernegosiasi, dan berkompromi dengan anggota tim yang lain. Lalu, kamu akan berhadapan dengan kondisi ketika ada orang yang skeptis terhadap data-data penelitian.
Kamu juga sangat mungkin menghadapi penolakan dari anggota tim lain. Oleh karena itu, kamu perlu memiliki kemampuan persuasif. Presentasikan data-data hasil penelitianmu secara efektif dan meyakinkan.
3. Bagaimana Proses Riset yang Kamu Lakukan?
Kamu dapat menjawab pertanyaan ini dengan menjelaskan tahapan-tahapan riset dalam UX Research. Tahapan-tahapannya terdiri dari beberapa hal, seperti
- menentukan tujuan riset yang akan kamu lakukan;
- berkolaborasi dengan product manager, engineer, dan desainer untuk mengetahui kebutuhan riset;
- membuat daftar pertanyaan riset dan memilih metode riset yang tepat;
- menentukan bujet dan timeline pelaksanaan riset;
- merekrut partisipan untuk kebutuhan riset;
- melakukan pengumpulan data melalui riset;
- mengolah data menjadi informasi yang memudahkan pembaca memahaminya;
- menyajikan data kepada tim untuk menjadi landasan dalam merencanakan produk.
4. Apa Skill Terbaik Kamu sebagai UX Researcher?
Kamu dapat menjawab pertanyaan berikut ini dengan menyebutkan skill terbaikmu yang menjadi kualifikasi utama seorang UX Researcher. Kualifikasinya adalah sebagai berikut
- Memahami Target User
Seorang UX Researcher melakukan riset untuk mengetahui perilaku target user-nya. Kamu perlu mendalami bagaimana perilaku pengguna ketika menggunakan sebuah produk. Jika pengguna memiliki masalah, riset inilah yang bertujuan untuk memberikan solusinya.
- Memiliki Kemampuan Analisis
UX Researcher harus mampu melakukan analisis dari data yang kamu kumpulkan. Hasil analisis seorang UX Researcher akan memengaruhi proses desain produk. Jadinya, kamu harus mampu berpikir kritis, penuh inisiatif, dan teliti. Kamu perlu bersikap skeptis dan selalu ingin tahu alasan di balik perilaku pengguna produk digital.
- Memiliki Pengetahuan Umum tentang Pengembangan Perangkat Lunak
UX Researcher bekerja dengan tim dalam perencanaan dan pengembangan produk. Oleh karena itu, penting bagi UX Researcher untuk memahami dasar-dasar dari pengembangan perangkat lunak.
- Mampu Mempresentasikan Data Rumit dengan Cara yang Sederhana
Seringkali, anggota tim kesulitan memahami data hasil riset. Nah, tugasmu sebagai seorang UX Researcher adalah mempresentasikan hasil pengolahan data dengan cara yang sederhana. Kepada siapa? Tentunya kepada seluruh anggota timmu agar mereka memahaminya dengan baik. Sebab, hasil risetnya akan berpengaruh pada keputusan tim dalam mengembangkan produk.
- Membuat Strategi Berdasarkan Hasil Riset
UX Researcher harus mampu membuat strategi yang menghasilkan solusi bagi pengguna. Kamu harus mampu bernegosiasi dengan keputusan pengembangan produk agar hasilnya tepat guna. Strategi tersebut perlu berlandaskan data dan pertimbangan yang matang.
Pilih satu atau dua skill yang paling kamu kuasai. Jika ada skill yang belum kamu kuasai, jelaskan bahwa kamu sedang berusaha mengembangkan skill tersebut. Kamu bisa menceritakan proses kamu meningkatkan skill seperti menonton video tutorial atau mengikuti training.
5. Bagaimana Cara Kamu Mengetahui bahwa Riset dan Metode yang Kamu Lakukan Sudah Benar?
Pertanyaan ini dapat kamu jawab dengan menjelaskan bagaimana kamu menentukan tujuan riset. Tujuan riset dapat kamu capai dengan metode penelitian tertentu. Contohnya, jika kamu ingin tahu bagaimana perilaku target user saat mengklik suatu tombol, gunakan metode first click testing. Kamu juga dapat melakukan penelitian dengan pendekatan behavioral.
6. Bagaimana Cara Kamu Memperbaiki Produk Kami?
Pertanyaan ini sangat vital dan harus kamu jawab dengan hati-hati. Pertanyaan ini hanya bisa kamu jawab, jika telah mempersiapkan diri dengan baik. Pertama, kamu harus mengobservasi produk sebelum melakukan wawancara. Kedua, kamu perlu mengetahui fitur-fitur produk tersebut beserta kekurangan dan kelebihannya.
Jika kamu sudah melakukan observasi, kamu dapat memberi masukan mengenai produk tersebut. Contohnya, loading halaman yang terlalu lama, letak tombol CTA yang kurang baik, dan lain-lain.
7. Bagaimana Cara Kamu Memutuskan Metodologi Penelitian yang akan Digunakan?
Metodologi penelitian dapat kamu putuskan berdasarkan tujuan penelitianmu. Apakah kamu ingin mengetahui frekuensi dan durasi penggunaan sebuah aplikasi? Jika iya, kamu dapat melakukan survei. Kamu hanya perlu menyebarkan survei pada sejumlah sampel, bukan seluruh populasi.
Bila kamu ingin mendengar langsung pendapat target user tentang sebuah produk, kamu dapat melakukan wawancara. Selain itu, kamu dapat memutuskan metodologi penelitian dengan memahami perbedaan keduanya. Penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif memiliki perbedaan, baik dari pelaksanaan maupun data yang terkumpul.
Siapa saja dapat menjadi seorang UX Researcher. Kamu dapat mempersiapkan diri dengan berkuliah, mengikuti bootcamp, atau mengambil sertifikasi. Umumnya orang yang berprofesi sebagai UX Researcher memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi atau ilmu kemasyarakatan (social science).
UX Researcher dapat bekerja dan memanfaatkan keahliannya di perusahaan-perusahaan teknologi. Saat ini kebutuhan SDM UX Researcher semakin tinggi karena munculnya kesadaran perusahaan untuk meningkatkan user experience. Perusahaan akan sulit memahami kebutuhan pengguna bila tanpa melakukan riset yang baik.
Tugas UX Researcher
- Menentukan tujuan riset yang akan dilakukan
- Berkolaborasi dengan product manager, engineer, dan desainer untuk mengetahui kebutuhan riset
- Membuat daftar pertanyaan riset dan memilih metode riset yang tepat
- Menentukan bujet dan linimasa pelaksaan riset
- Merekrut partisipan untuk kebutuhan riset
- Melakukan pengumpulan data melalui riset
- Mengolah data sehingga menjadi informasi yang mudah dicerna
- Menyajikan data kepada tim untuk menjadi landasan dalam merencanakan produk
Kualifikasi UX Researcher
Memahami Sasaran Pengguna
Seorang UX Researcher melakukan riset untuk mengetahui perilaku target user-nya. Ia berusaha mendalami bagaimana perilaku pengguna ketika menggunakan sebuah produk. Bila pengguna memiliki masalah, maka riset ini bertujuan untuk memberikan solusinya.
Memiliki Kemampuan Analisis
UX Researcher harus mampu melakukan analisis data-data yang ia kumpulkan. Hasil analisis seorang UX Researcher akan memengaruhi proses desain produk. Ia harus berpikir kritis, penuh inisiatif, dan teliti. Ia perlu bersikap skeptis dan selalu ingin tahu alasan di balik perilaku pengguna produk digital.
Memiliki Pengetahuan Umum tentang Pengembangan Perangkat Lunak
UX Researcher bekerja dengan tim dalam perencanaan dan pengembangan produk. Oleh karena itu, penting bagi UX Researcher untuk memahami dasar-dasar dari pengembangan perangkat lunak.
Mampu Mempresentasikan Data yang Rumit
Seringkali data hasil riset sulit dipahami. Tugas UX Researcher adalah mempresentasikan hasil pengolahan data tersebut kepada seluruh anggota tim sehingga dapat dipahami dengan baik. Sebab, hasil risetnya akan berpengaruh pada keputusan tim dalam mengembangkan produk.
Membuat Strategi Berdasarkan Hasil Riset
UX Researcher harus mampu membuat strategi yang menjadi solusi bagi pengguna. Ia harus dapat bernegosiasi terhadap keputusan pengembangan produk sehingga hasilnya tepat guna. Strateginya perlu berlandaskan dengan data dan pertimbangan, bukan insting belaka.
Cara Menjadi UX Researcher
Ada beragam cara yang dapat ditempuh bila kamu ingin menjadi seorang UX Researcher. Pertama, kamu perlu memiliki pengalaman kerja sebagai user experience selama minimal 1 tahun. Kamu juga bisa berkuliah. Beberapa jurusan kuliah yang sesuai dengan profesi UX Researcher adalah:
- Psikologi
- Statistik
- Sains komputer
- Sistem informasi
- Desain
- Antropologi
Kamu juga dapat mengikuti sertifikasi atau bootcamp sebagai UX Researcher. Ada banyak tempat yang menyediakan materi belajar UX Research gratis baik melalui blog maupun podcast. Banyak dari materi belajar tersebut tersedia dalam bahasa Inggris. Pastikan kamu juga menguasai bahasa Inggris.
Cara lain adalah menjadi voluntir atau mengikuti hackathon. Hackathon adalah proyek kolaborasi pengembangan perangkat lunak bagi orang-orang di bidang IT.
Gaji UX Researcher
Gaji seorang UX Researcher di Indonesia rata-rata adalah 6–7 juta per bulan. Ini adalah gaji yang umumnya diterima oleh seorang UX Researcher. Gaji ini dapat meningkat bila keahlian dan pengalaman seorang UX Researcher sudah tinggi.