UX Writer atau User Experience Writer adalah orang yang bertugas menulis microcopy pada produk-produk digital. Kami melansir dari Adobe XD, microcopy adalah bagian copy atau tulisan kecil yang ada di website, aplikasi, dan juga produk digital lainnya.
Tugas dari UX Writer adalah meningkatkan pengalaman pengguna saat menggunakan produk digital tersebut. Siapa saja dapat menjadi UX Writer–termasuk kamu–selama mampu menulis dengan jelas, singkat, dan bermanfaat.
Nah, berikut ini ada cerita dari Himawan–seorang UX Writer–yang berkenan membagikan kisah perjalanan profesinya.
Yuk, kita simak sama-sama!
Kapan pertama kali kamu menyadari bahwa kamu ingin menjadi UX Writer? Lalu, apa langkah pertamamu untuk memulainya?
“Ini berawal saat saya memutuskan mengambil jurusan Sastra dan Bahasa di perguruan tinggi.
“Awalnya, saya tidak tahu apa itu UX writing. Bahkan, istilah UI/UX sendiri masih sangat asing di telinga saya. Namun, dengan tekad kuat dan keberanian, saya mencoba belajar berbagai genre tulisan dari jurusan sastra tersebut.”
“Pada tahun 2018, saya bekerja sebagai conversation designer. Tugasnya adalah membuat alternatif copy (teks) sebanyak mungkin untuk chatbot.”
“Ini termasuk memberikan saran untuk alur percakapan sebuah bot dengan para pengguna agar jawaban bot relevan dengan pertanyaan mereka. Selain itu, saya juga memberikan banyak alternatif tipe konten atau jawaban yang sesuai dengan topik atau intent yang diminta pengguna.”
“Tipe konten yang dimaksud itu adalah apakah hanya teks? Apakah teks dengan gambar? Atau bahkan GIF yang lucu?”
“Saat menjadi conversation designer, saya tidak menyadari apa yang saya lakukan itu termasuk bagian dari UX Writing atau desain konten. Dan saya sangat menikmatinya!”
“Sejak itulah, saya merasa mampu belajar banyak hal dari bidang ini. Dan itu yang mendorong saya untuk tetap berkarir di bidang UX Writing..”
Apa tantangan terbesar yang kamu hadapi dalam pekerjaan ini?
“Saya pernah diminta oleh atasan untuk menulis 3 alternatif copy (teks). Nantinya akan disampaikan kepada pengguna dan semua poinnya penting. Membuat keputusan tentang prioritas informasi selalu menjadi pekerjaan yang menyenangkan. Karena saya harus mempelajari struktur kalimat atau pilihan kata yang berbeda. Bagian menantangnya adalah saat menemukan hubungan antarpesan. Apakah ini hubungan sebab-akibat, misalnya? Atau apakah ini sebuah pilihan? Haruskah poin pertama dihilangkan karena sudah tersirat pada dua poin lainnya?”
Baca Juga: 7 Pertanyaan Interview untuk UX Writer
Apa saja proyek yang kamu banggakan dan jelaskan alasannya?
“Saya selalu menikmati proses membuat sebuah tulisan berarti. Termasuk bagaimana menggunakan lagi copy atau tulisan yang pernah saya buat sebelumnya.”
“Hal ini sesuai dengan apa yang saya lakukan baru-baru ini di Flip. Saya membuat panduan untuk copywriting sebuah aplikasi. Tujuannya untuk lebih cepat mengerjakan berbagai proyek yang melibatkan banyak komponen UI.”
“Hal yang membuat saya sangat senang mengerjakannya adalah ketika seorang desainer mengajak saya mengobrol dan memberi tahu saya, bahwa panduan yang saya kerjakan sangat bermanfaat. Rasanya luar biasa!”
Apa momen penting dalam perjalanan karirmu?
“Ketika seseorang mendatangi saya di tempat kerja dan mengajak saya berdiskusi soal tidak hanya copy (teks), tetapi juga desain yang sedang kami kerjakan.”
Apakah mungkin untuk memulai UX writing, jika kamu tidak memiliki latar belakang menulis?
“Tentu saja! Menulis adalah keterampilan yang bisa kita pelajari, ‘kan? Asalkan kita memiliki tekad untuk belajar terus menerus, apa pun bisa dipelajari!”
Keterampilan apa yang menurut kamu penting untuk dikuasai dengan baik dalam UX writing?
“Berpikir kritis! Ini hal yang sangat penting untuk siapa pun yang ingin menguasai UX writing. Terutama, bagaimana berpikir tentang apa saja yang perlu kita siapkan untuk menulis sebuah copy.”
Apa saran terbaik yang dapat kamu berikan kepada pemula?
“Belajarlah lebih dari sekadar UX writing. Karena ada banyak hal dalam bidang UI/UX yang akan menambah ilmu kepenulisan kita saat kita mempelajarinya. Satu hal lagi, tetaplah rendah hati dan ketahui pendirianmu sendiri.”
“Beranilah mengatakan ‘Saya tidak tahu!’, tapi yakinlah menyampaikan pendapatmu. Yang terpenting lagi, berusahalah untuk mendengar pendapat orang lain.”
Mengapa kamu ingin berbagi pengalaman dengan para UX writer pemula?
“Karena saya percaya bahwa saya justru bisa belajar lebih banyak dari berbagi pengalaman. Saya juga percaya jika kita menyediakan ruang yang aman untuk bersuara bagi orang-orang yang ingin belajar UX writing, kita bisa berdiskusi secara sehat.”
Baca Juga: UX Writer adalah
Simpulan
Nah, itulah pendapat dari Himawan yang berprofesi sebagai UX writer di Flip. Semoga cerita dari Himawan mampu memberimu inspirasi yang bermanfaat, ya!